Rabu, 30 Oktober 2013

TUGAS 3 - Bahasa Indonesia 1


 Contoh Tulisan Ilmiah Populer

Ekonomi Politik AS
KALI pertama dalam 17 tahun terakhir, pemerintah AS menghentikan (shut down) sebagian layanan umum karena tidak disetujuinya APBN untuk tahun fiskal berikutnya. Penyebabnya perbedaan pendapat antara Partai Demokrat  yang menguasai DPR dan Partai Republik yang menguasai Senat.

Perbedaan itu menyangkut program atau skema asuransi kesehatan Obama (Obamacare). Partai Republik menuntut penghapusan program itu karena memperbesar defisit APBN, sementara Partai Demokrat menolak (SM, 2/10/13). Inter­vensi atau pengaruh keputusan politik terhadap ekonomi atau istilah populernya ekonomi politik di AS memang dikuasai dua partai besar, yaitu Republik dan Demokrat.
Keputusan politik yang memengaruhi ekonomi tidak akan menjadi masalah jika yang menguasai DPR dan Kongres adalah partai yang sama. Perbedaan dominasi pada dua lembaga tinggi negara itu terjadi karena memang filosofi, dan secara otomatis melahirkan program kerja yang berbeda.

Pasar Vs Pemerintah
Filosofi Partai Republik adalah prome­kanisme pasar dan meminimalkan peran pemerintah. Peran pemerintah yang terlalu besar justru menghambat perekonomian karena birokrasi terlalu rumit DAN menciptakan ekonomi biaya tinggi (resmi lewat proses panjang dan berbagai pungutan pemerintah) dan atau tidak resmi lewat korupsi.

Filosofi itu direalisasikan dalam program kerja yang propasar dan pengusaha, serta meminimalkan peran pemerintah. Contoh adalah pemotongan pajak. Logika­nya dengan pemotongan pajak maka dunia usaha dan pasar bergairah. Bila dunia usaha bergairah maka tercipta kesempatan kerja besar sehingga ekonomi bergerak cepat.

Contoh program lain, pemotongan berbagai subsidi kepada masyarakat, misal berbagai program asuransi seperti asuransi kesehatan yang diinisiasi Obama yang kemudian jadi masalah. Partai Republik berpendapat subsisi akan memboroskan APBN dan menciptakan distorsi kepada pasar sehingga kinerja ekonomi yang tercipta pun semu atau tidak sesuai kenyataan.

Para pemikir dari Partai Republik adalah ekonom dari Universitas Chicago. Mereka memang propasar sebagai pengatur (regulator) ekonomi terbaik. Mereka beraliran ekonomi klasik dikomandani ”Nabi” Ilmu Ekonomi, Adam Smith.
Konon bila mahasiswa fakultas ekonomi (S-1, S-2, dan S-3) ingin cepat lulus maka karya tulis (skripsi, tesis, dan disertasi) haruslah menyimpulkan bahwa pasar lebih baik daripada peran pemerintah. Jika tidak, ”sampai mati” pun skripsi, tesis, atau disertasi itu tidak bakal disetujui dan diluluskan.

Di sisi lain, filosofi Partai Demokrat adalah pemerintah perlu campur tangan secara aktif mengatur perekonomian karena pasar terbukti gagal mengatasi berbagai masalah seperti inflasi, pengangguran, kemiskinan, defisit neraca pembayaran internasional, dan lain-lain. Jika diserahkan hanya kepada pasar maka berbagai masalah perekonomian itu tidak bisa terselesaikan.

Filosofi itu dijabarkan dalam program kerja semisal subisdi untuk penganggur dan orang miskin. Salah satu bentuknya adalah asuransi kesehatan yang saat ini jadi masalah. Untuk membiayai subsidi itu maka sumber dana utama berasal dari pajak. Jadi, program kerja lain dari Demokrat adalah meningkatkan pajak yang tentu saja berla­wanan dengan program Republik.

Para pemikir dari Partai Demokrat adalah ekonom dari Universitas Harvard. Me­reka memang terkenal procampur tangan pemerintah yang aktif dalam perekonomian. Pandangan ini lahir dari pemikiran ekonom Inggris, John Maynard Keynes. Pemikiran Keynes tentang perlunya campur tangan pemerintah secara aktif dalam perekonomian karena terjadi depresi besar ekonomi tahun 1933.

Pada saat depresi besar ekonomi, mekanisme pasar ternyata tak bisa mengatasi. Di sisi lain, Keynes menuduh depresi besar tersebut disebabkan oleh pembiaran perekonomian dipimpin oleh pasar tanpa campur tangan aktif pemerintah. Maka juga konon kabarnya, mahasiswa (S-1, S-2, dan S-3) dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus menyimpulkan peran pemerintah yang aktif dalam perekonomian selalu lebih baik ketimbang membiarkan perekonomian dibimbing mekanisme pasar. Jika skripsi, tesis, dan disertasi berlawanan dengan kesimpulan bahwa peran pemerintah yang aktif dalam perekonomian maka tak bakal disetujui dan diluluskan.
Tak Beda Jauh

Bagaimana ekonomi politik di Indo­nesia? Partai-partai di Indonesia tampaknya memilih untuk tidak berbeda jauh dalam hal filosofi dan program kerja. Mungkin karena mereka tidak mau berspekulasi kehilangan pemilih karena program kerja yang berbeda terlalu jauh. Hal itu juga didukung tiadanya aliran pemikiran yang berbeda secara mencolok di universitas-universitas terkemuka di Indonesia.

Jadi partai apa pun yang berkuasa tidak akan menimbulkan masalah karena program kerja relatif saja. Memang bisa timbul masalah bila antara partai pengusung kepala pemerintahan (presiden, gubernur, bupati/­wali kota) dan yang menguasai parlemen (DPR dan DPRD), berbeda.

Konflik bisa terjadi pada pengesahan anggaran (APBN atau APBD) dan pada penilaian laporan pertanggungjawaban kepala pemerintahan. Tetapi konflik itu pun bukan karena perbedaan filosofi dan program kerja melainkan karena ”semangat’’ asal beda dan saling menjegal. Bisa saja ujung-ujungnya tercapai kompromi kendati dengan penyuapan kepada anggota parlemen. (10)

Sumber                        :
Analisis                 :
Pemerintahan Amerika Serikat menghentikan sebagian layanan umum dikarenkana tidak disetujui APBNnya ditahun berikutnya. Penyebab terjadinya perbedaan pendapat itu karena Partai Demokrat yang menguasai DPR dan Partai Republik yang menguasai senat dan perbedaan itu pun menyangkut program suransi kesehatan. Politik di Indonesiapun tak kalah bedanya dengan politik do AS. Dalam hal filosofi dan program kerja  tidak ada masalah melainkan yang menjadi masalah adalah berbagai partai berlomba-lomba menjadi penguasa dalam partainya. Karena dapat mengesahkan anggaran pemerintah yang dapat dimanipulasikan dalam pertanggung jawabannya yang akan mengakibatkan terjadinya penyuapan antar anggota parlemennya.  

Bahasa Indonesia 1-Tugas 2(Tulisan 10)


Indonesia akan Masuk lima Kekuatan Ekonomi Baru Dunia
Menyambut datangnya tahun baru, berbagai kalangan mengemukakan pandangannya mengenai masa depan dunia. Vivanews hari ini melaporkan sebuah prediksi Lyons Gerard mengenai kondisi perekonomian dunia kedepan dan masuknya Indonesia di jajaran lima kekuatan ekonomi baru dunia.
Perekonomian dunia kini berada dalam super-cycle (siklus-super). Ini adalah masa pertumbuhan global historis yang tinggi, yang berlangsung satu generasi atau lebih. Super-cycle yang ditandai dengan munculnya pertumbuhan ekonomi yang cepat ini dinikmati oleh negara seperti Cina, India dan Indonesia sekarang.
Ada banyak faktor pendorong terjadinya hal ini, termasuk peningkatan perdagangan, tingginya tingkat investasi, urbanisasi yang cepat dan inovasi teknologi.
Dalam sejarahnya, perekonomian dunia telah dua kali menikmati super-cycle sebelumnya. Pertama, 1870-1913, mengalami pick-up signifikan pada pertumbuhan global. Rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia setiap tahun sebesar 2,7%, satu persen lebih tinggi dari sebelumnya. Siklus itu dipimpin oleh munculnya Amerika Serikat, serta munculnya peningkatan perdagangan dan penggunaan teknologi yang lebih besar dari Revolusi Industri.
Super siklus kedua, dari 1945 hingga awal 1970-an, pertumbuhan rata-rata 5% dan ditandai oleh rekonstruksi pasca-Perang dan catch-up di sebagian besar dunia. Ini juga ditandai oleh munculnya kelas menengah yang besar di Barat dan negara-negara pengekspor di Asia, dipimpin oleh Jepang.
Sekarang, kita mungkin berada dalam super-cycle yang berbeda, namun dengan aspek-aspek serupa seperti dua super-cycle sebelumnya.
Bagi orang-orang di Asia dan di seluruh dunia, muncul ide pertumbuhan mungkin terdengar tidak biasa. Tapi bagi banyak orang di Barat, pikiran dari Super-Cycle bukan hal aneh mengingat masalah inilah yang dihadapi perekonomian dunia. Faktanya,ekonomi dunia sekarang lebih dari US$62 triliun, sekitar dua kali lipat dibandingkan satu dekade lalu, bahkan telah melampaui puncak pra-resesi.
Selama dua tahun terakhir, ekonomi telah rebound didorong oleh kebijakan stimulus di Barat dan oleh pertumbuhan kuat di Timur. Memang, pasar di negara-negara berkembang, yang merupakan sepertiga dari ekonomi dunia, saat ini mencapai dua-pertiga pertumbuhannya. Tren ini tampaknya akan terus berlanjut.
Pada tahun 2030, perekonomian dunia bisa tumbuh menjadi US$308 triliun. Proyeksi ini berarti tingkat pertumbuhan riil sebesar 3,5% untuk periode mulai tahun 2000 — saat Super-Cycle dimulai — hingga 2030. Atau rata-rata pertumbuhan riil sebesar 3,9% dari sekarang hingga 2030. Ini akan menjadi kemajuan signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan 2,8% selama 1973 hingga 2000.
Situasi yang luar biasa tidak hanya berupa kemungkinan skala ekspansi ini, tetapi juga ramalan yang didasarkan pada proyeksi pertumbuhan yang terlalu berhati-hati. Misalnya, China diperkirakan akan tumbuh rata-rata 6,9% per tahun selama periode tahun 2030 dan India sebesar 9,3%.
Pada tahun 2030, India mungkin telah menjadi ekonomi terbesar ketiga di dunia. Selain itu, Indonesia, yang saat ini perekonomian peringkat 18 terbesar kemungkinan besar akan pindah menjadi lima terbesar dunia dalam jangka waktu dua puluh tahun saja, setelah menikmati hampir rata-rata 7% pertumbuhan selama periode tersebut.
Memang, selalu ada risiko yang dapat mempengaruhi pertumbuhan global. Super-cycle pertama berakhir dengan pecahnya Perang Dunia Pertama, yang kedua dengan guncangan minyak bumi diawal tahun tujuh puluhan. Namun, kali ini semoga dunia mempunyai posisi lebih baik untuk mengatasi risiko munculnya badan pengambil keputusan internasional dan forum kebijakan seperti G20.
Sangatlah penting menekankan bahwa super cycle bukan berarti pertumbuhan akan terus menguat selama seluruh periode. Dalam tiga atau empat tahun terakhir saya termasuk di antara yang paling pesimis tentang pertumbuhan ekonomi AS. Saya masih berhati-hati karena perekonomian AS masih akan berjuang di tahun depan dengan pertumbuhan di bawah tren. Demikian juga Eropa dan Jepang, keduanya akan menghadapi prospek jangka pendek yang masih lesu dengan pertumbuhan datar.
Karena itu, perkembangan akan lebih luar biasa jika Asia dapat mendorong lebih banyak pertumbuhan mereka sendiri. Apalagi hal tersebut sangat dibutuhkan dunia.
Tahun depan, China akan melihat tahun pertama dari rencana lima-tahunan ke-12. Hal ini seharusnya akan membantu pertumbuhan mereka. Namun demikian, bank sentral China dan lainnya di seluruh Asia akan melakukan pengetatan kebijakan untuk menahan inflasi. Pada gilirannya, hal ini harusnya memungkinkan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan, namun dengan tingkat yang mendekati atau bahkan di bawah yang terlihat pada tahun ini. Jadi, dalam Super-Cycle, jelas akan ada tantangan bagi para pembuat kebijakan.
Sebagaimana pentingnya untuk fokus pada tantangan jangka pendek, namun sangat penting tetap melihat peluang jangka panjang. Selama Super-Cycle, kami percaya bahwa China bisa menggantikan AS sebagai perekonomian terbesar dunia pada 2020, jauh lebih cepat daripada yang banyak pihak prediksikan.
Namun, dari perkiraan itu yang paling penting adalah cerita yang terjadi dibaliknya.
Tak bisa dipungkiri, ada skala perekonomian yang tengah berkembang. Seiring dengan pertumbuhannya, negara-negara berkembang akan memberikan pengaruh lebih besar pada perekonomian dunia. Begitupun dengan dampak dari pertumbuhan koridor-koridor perdagangan baru. Hampir 85% dari populasi dunia kini semakin saling terkait melalui perdagangan, sehingga memungkinkan pertambahan jumlah orang yang akan berkontribusi pada perekonomian global.
Sumber-sumber pendanaan akan menjadi penggerak pertumbuhan yang penting, mengingat tingginya kebutuhan investasi, khususnya di bidang infrastruktur. Lalu ada hal lain yang saya sebut perspiration atau keringat dari makin banyaknya jumlah orang yang bekerja dan berbelanja, dan juga kreativitas yang makin besar atas inovasi dan teknologi.
Negara-negara yang akan berhasil adalah negara yang paling banyak memiliki uang tunai, komoditas dan kreativitas. Dalam beberapa tahun terakhir saya kerap menjelaskan keadaan yang tengah terjadi sebagai New World Order, mencerminkan pergeseran keseimbangan kekuatan ekonomi dan keuangan dari Barat ke Timur.
Nah, di tengah pergeseran ini masih berlaku, Super-Cycle lebih tepat mencerminkan apa yang sedang terjadi. Barat masih sangat mungkin berhasil dengan lingkungan seperti ini, terutama jika perekonomian di sana kreatif. Namun sudah jelas bahwa Asia akan muncul menjadi pemenang.(IRIB/vivanews).
Analisis                 : Perekonomian dunia saat ini berada dalam super-cycle (siklus-super). Ini merupakan masa pertumbuhan global historis yang tinggi, yang berlangsung satu generasi atau lebih di AS. Super-cycle yang ditandai dengan munculnya pertumbuhan ekonomi yang cepat ini dinikmati oleh negara ASEAN seperti Cina, India dan Indonesia sekarang. Walaupun di ASEAN sistem ini tidak pernah didengarnya, tidak menutup kemungkinan kalau negara asia yang mencoba menggunakan sistem ini selain china yang selalu nomer 1 dalam perdagangan asia indonesia pun masuk dalam lima  kekuatan ekonomi baru dunia.
Peningkatan perdagangan, tingginya tingkat investasi, urbanisasi yang cepat dan inovasi teknologi termasuk dalam faktor pendorong terjadinya super-cycle. Faktor ini juga selalu ada risiko yang dapat mempengaruhi pertumbuhan global.
Sumber-sumber pendanaan juga menjadi penggerkan dalam pertumbuhan ini, dengan meningkatnya kebutuhan investasi, apalagi dalam bidang infrastruktur. Jadi kesempatan bagus yang didapat indonesia saat ini dalam ikut serta bersaing dengan negara lain dalam bidang ekonomi.




Bahasa Indonesia 1-Tugas 2(Tulisan 9)


3 Dampak Keberadaan Bank Syariah Bagi Makro Ekonomi RI

Liputan6.com, Jakarta : Belakangan ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki wacana pendirian Bank BUMN syariah. Apa sebenarnya dampak makro yang terjadi dari pengoperasian perbankan syariah selama ini sehingga kembali memunculkan wacana tersebut?.
Pengamat perbankan syariah, Karnaen A Perwataatmadja, mengungkapkan ada tiga dampak makro yang terjadi dari beroperasinya perbankan syariah.
"Dampaknya adalah terhadap stabilitas, dampak terhadap pertumbuhan dan dampak terhadap pemerataan," jelas dia dalam materi tertulisnya, Rabu (15/5/2013).
Pertama, dampak terhadap stabilitas ekonomi adalah transaksi perbankan syariah berdasarkan pada hukum Islam. Pada transaksi ini menggunakan sistem ketersediaan barang terlebih dahulu sebelum perbankan mengeluarkan uang.
Dari sistem ini apabila seluruh sektor perbankan adalah bank syariah jumlah barang akan selalu diimbangi dengan jumlah uang.
"Keseimbangan ini akan memberikan dampak makro berupa stabilitas ekonomi. Oleh karena itu pangsa pasar bank syariah harus diusahakan terus tumbuh sehingga besarnya sudah cukup signifikan, katakanlah minimal 20% maka dampaknya terhadap stabilitas ekonomi akan mulai terasa," imbuh Karnaen.
Kedua, dampak terhadap pertumbuhan merupakan dampak selanjutnya yang dipaparkan Karnaen. Stabilitas yang dibangun perbankan syariah apabila pangsa pasarnya sudah cukup signifikan besarnya tidak meredam kenaikan harga bila terjadi kelangkaan barang.
"Kenaikan harga ini akan mendorong produsen untuk meningkatkan produksi dengan menambah mesin, pembelian bahan baku, dan tenaga kerja sehingga menambah pendapatan masyarakat. Peningkatan pendapatan hakekatnya adalah pertumbuhan ekonomi," tutur dia.
Ketiga, dampak pengoperasian perbankan syariah terhadap pemerataan. Perbankan syariah saat ini beroperasi dengan menggunakan sistem bagi hasil.
"Sistem bagi hasil yang adil dan baik di sisi pendanaan maupun di sisi pembiayaan akan membawa dampak pemerataan," terang Karnaen.
Dia menambahkan dengan falsafah dasar yang diusung perbankan syariah berupa Natural Uncertain Contract maka sistem bagi hasil akan menerapkan prinsip hasil sedikit maupun hasil besar akan dibagi secara adil.
"Dengan demikian merupakan bentuk efisiensi perbankan syariah, dan kunci keberhasilannya adalah rendahnya Non Performing Financing," tegas dia. (Yas/Nur)

Sumber                        :
Analisis                       :
Adanya dampak positif apabila BUMN menerapkan sistem syariah dalam pengoperasian bank nya. Yang pertama dampak terhadap stabilitas ekonomi yaitu dalam transaksi perbankan syariah menggunakan sistem ketersediaan barang, apabila barang nya sudah ada maka perbankan tersebut dapat mengeluarkan uangnya. Dalam sistem ini akan terjadi keseimbangan antara jumlah barang dan jumlah uang.
Terjadinya dampak terhadap pertumbuhan, apabila terjadi kelangkaan barang tidak terjadi kenaikan harga maka  akan mendorong produsen untuk meningkatkan produktifitas dan akan menambah pendapatan masyarakat.
Kemudian dampak pengoperasian perbankan syariah terhadap pemerataan. Perbankan syariah saat ini beroperasi dengan menggunakan sistem bagi hasil. Dengan sistem ini terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak yang telah disepakati bersama. Maka terjadinya keadilan kedua belah pihak.


Minggu, 27 Oktober 2013

TUGAS 3 - Bahasa Indonesia 1


Contoh Tulisan Ilmiah Populer

Ekonomi Politik AS

KALI pertama dalam 17 tahun terakhir, pemerintah AS menghentikan (shut down) sebagian layanan umum karena tidak disetujuinya APBN untuk tahun fiskal berikutnya. Penyebabnya perbedaan pendapat antara Partai Demokrat  yang menguasai DPR dan Partai Republik yang menguasai Senat.

Perbedaan itu menyangkut program atau skema asuransi kesehatan Obama (Obamacare). Partai Republik menuntut penghapusan program itu karena memperbesar defisit APBN, sementara Partai Demokrat menolak (SM, 2/10/13). Inter­vensi atau pengaruh keputusan politik terhadap ekonomi atau istilah populernya ekonomi politik di AS memang dikuasai dua partai besar, yaitu Republik dan Demokrat.
Keputusan politik yang memengaruhi ekonomi tidak akan menjadi masalah jika yang menguasai DPR dan Kongres adalah partai yang sama. Perbedaan dominasi pada dua lembaga tinggi negara itu terjadi karena memang filosofi, dan secara otomatis melahirkan program kerja yang berbeda.

Pasar Vs Pemerintah
Filosofi Partai Republik adalah prome­kanisme pasar dan meminimalkan peran pemerintah. Peran pemerintah yang terlalu besar justru menghambat perekonomian karena birokrasi terlalu rumit DAN menciptakan ekonomi biaya tinggi (resmi lewat proses panjang dan berbagai pungutan pemerintah) dan atau tidak resmi lewat korupsi.

Filosofi itu direalisasikan dalam program kerja yang propasar dan pengusaha, serta meminimalkan peran pemerintah. Contoh adalah pemotongan pajak. Logika­nya dengan pemotongan pajak maka dunia usaha dan pasar bergairah. Bila dunia usaha bergairah maka tercipta kesempatan kerja besar sehingga ekonomi bergerak cepat.

Contoh program lain, pemotongan berbagai subsidi kepada masyarakat, misal berbagai program asuransi seperti asuransi kesehatan yang diinisiasi Obama yang kemudian jadi masalah. Partai Republik berpendapat subsisi akan memboroskan APBN dan menciptakan distorsi kepada pasar sehingga kinerja ekonomi yang tercipta pun semu atau tidak sesuai kenyataan.

Para pemikir dari Partai Republik adalah ekonom dari Universitas Chicago. Mereka memang propasar sebagai pengatur (regulator) ekonomi terbaik. Mereka beraliran ekonomi klasik dikomandani ”Nabi” Ilmu Ekonomi, Adam Smith.
Konon bila mahasiswa fakultas ekonomi (S-1, S-2, dan S-3) ingin cepat lulus maka karya tulis (skripsi, tesis, dan disertasi) haruslah menyimpulkan bahwa pasar lebih baik daripada peran pemerintah. Jika tidak, ”sampai mati” pun skripsi, tesis, atau disertasi itu tidak bakal disetujui dan diluluskan.

Di sisi lain, filosofi Partai Demokrat adalah pemerintah perlu campur tangan secara aktif mengatur perekonomian karena pasar terbukti gagal mengatasi berbagai masalah seperti inflasi, pengangguran, kemiskinan, defisit neraca pembayaran internasional, dan lain-lain. Jika diserahkan hanya kepada pasar maka berbagai masalah perekonomian itu tidak bisa terselesaikan.

Filosofi itu dijabarkan dalam program kerja semisal subisdi untuk penganggur dan orang miskin. Salah satu bentuknya adalah asuransi kesehatan yang saat ini jadi masalah. Untuk membiayai subsidi itu maka sumber dana utama berasal dari pajak. Jadi, program kerja lain dari Demokrat adalah meningkatkan pajak yang tentu saja berla­wanan dengan program Republik.

Para pemikir dari Partai Demokrat adalah ekonom dari Universitas Harvard. Me­reka memang terkenal procampur tangan pemerintah yang aktif dalam perekonomian. Pandangan ini lahir dari pemikiran ekonom Inggris, John Maynard Keynes. Pemikiran Keynes tentang perlunya campur tangan pemerintah secara aktif dalam perekonomian karena terjadi depresi besar ekonomi tahun 1933.

Pada saat depresi besar ekonomi, mekanisme pasar ternyata tak bisa mengatasi. Di sisi lain, Keynes menuduh depresi besar tersebut disebabkan oleh pembiaran perekonomian dipimpin oleh pasar tanpa campur tangan aktif pemerintah. Maka juga konon kabarnya, mahasiswa (S-1, S-2, dan S-3) dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus menyimpulkan peran pemerintah yang aktif dalam perekonomian selalu lebih baik ketimbang membiarkan perekonomian dibimbing mekanisme pasar. Jika skripsi, tesis, dan disertasi berlawanan dengan kesimpulan bahwa peran pemerintah yang aktif dalam perekonomian maka tak bakal disetujui dan diluluskan.
Tak Beda Jauh

Bagaimana ekonomi politik di Indo­nesia? Partai-partai di Indonesia tampaknya memilih untuk tidak berbeda jauh dalam hal filosofi dan program kerja. Mungkin karena mereka tidak mau berspekulasi kehilangan pemilih karena program kerja yang berbeda terlalu jauh. Hal itu juga didukung tiadanya aliran pemikiran yang berbeda secara mencolok di universitas-universitas terkemuka di Indonesia.

Jadi partai apa pun yang berkuasa tidak akan menimbulkan masalah karena program kerja relatif saja. Memang bisa timbul masalah bila antara partai pengusung kepala pemerintahan (presiden, gubernur, bupati/­wali kota) dan yang menguasai parlemen (DPR dan DPRD), berbeda.

Konflik bisa terjadi pada pengesahan anggaran (APBN atau APBD) dan pada penilaian laporan pertanggungjawaban kepala pemerintahan. Tetapi konflik itu pun bukan karena perbedaan filosofi dan program kerja melainkan karena ”semangat’’ asal beda dan saling menjegal. Bisa saja ujung-ujungnya tercapai kompromi kendati dengan penyuapan kepada anggota parlemen. (10)

Sumber                        :